MAKALAH TRADISI DAN UPACARA ADAT
KESUKUAN NUSANTARA
![]() | |||||
![]() | ![]() | ||||
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-Nyalah saya dapat menyelesaikan penulisan Makalah ini hingga selesai.
Laporan ini saya buat dari ringkasan dari berbagai sumber tentang Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia yang cukup kompatible dan dipercaya, sehingga cukup untuk dijadikan bahan pelajaran dan referensi bari para pembaca semuanya.
Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada semua fihak yang telah ikut andil dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya sebagai penyusun dan umumnya bagi kita semua.,,Amiiinn...
Wassalamualaikm Wr Wb....
Penyususun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Pembuatan Makalah.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
2.1 Tradisi Masyarakat Sunda................................................................................ 2
2.2 Tradisi Masyarakat Jawa................................................................................... 4
2.3 Tradisi Masyarakat Aceh.................................................................................. 5
2.4 Tradisi Masyarakat Bugis................................................................................. 6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 9
3.2 Saran................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk lebih menguasai dan memahami suatu mata pelajaran maka harus ada pembelajaran dan pendalaman tentang mata pelajaran tersebut, untuk itu maka di tugaskanlah pembuatan makalah tentang Sejarah Kebudayaan Islam ini.
Selain itu, dengan di tugaskannya pembuatan makalah ini siswa menjadi lebih luas wawasannya baik dalam bidang mata pelajaran maupun penguasaan Informasi Teknologi, karena sebagian besar materi dalam makalah ini diambil dari Internet.
1.2 Tujuan Pembuatan Makalah
Seperti telah disinggung di bab sebelumnya bahwa pembuatan makalah ini adalah rangkuman tugas mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dan selain itu tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai latihan bagi para siswa dalam pembuatan makalah, karena dipastikan dimasa depan apabila siswa melanjutkan kesekolah yang lenih tinggi akan banyak tugas pembuatan makalah seperti ini, apabila sudah ada pelatihan dari sekarang maka akan terbiasa dan mampu melaksanakan tugas yang sama di masa depan berikutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tradisi Masyarakat Sunda dan Jawa
2.1.1 Tradisi Masyarakat Sunda
- Ngaliwet, demikian istilah yang lazim digunakan oleh masyarakat sunda yang akan mengadakan makan bersama dengan menu spesial di akhir pekan.
Ngaliwet bukan hanya sekedar makan bersama melainkan, ada ritual masak bersama pula. Mulai dari patungan biaya membeli bahan makanan atau menyumbangkan jenis bahan makanan mentah untuk dimasak. Ngaliwet menjadi tradisi orang sunda yang telah lama ada. Hampir setiap akhir pekan terutama para remaja mengadakan acara ngaliwet. Entah sejak kapan tradisi ngaliwet tersebut sudah berlangsung. Para remaja biasanya mengadakan ngaliwet pada malam minggu ataupun hari minggu menjelang makan siang.
- Sejak dahulu masyarakat Sunda sudah mengenal astronomi, mereka menyebutnya “Palintangan”. Salah satu fungsinya adalah menentukan musim bertani. Secara tradisional masyarakat Sunda memperhatikan 3(tiga) prinsif dasar dalam mengharmoniskan hal-hal yang alami, hayati dan insani. Tiga prinsif tersebut muncul kepermukaan dalam seluruh tahap kehidupan sesuai dengan tingkat dan hubungan.sosial.mereka.
Berikut ini nama-nama musim berdasarkan pada tradisi palintangan masyarakat Sunda
Musim yang berhubungan erat dengan keadaan alam.
1. Usum (musim) Ngijih, tanda waktunya sering turun hujan
2. Usum katiga, artinya musim kemarau
3. Usum Barat, yang ditandai dengan adanya angin yang besar yang berhembus dari arah barat disertai dengan hujan
- Upacara Mengandung Empat Bulan, Dulu Masyarakat Jawa Barat apabila seorang perempuan baru mengandung 2 atau 3 bulan belum disebut hamil, masih disebut mengidam. Setelah lewat 3 bulan barulah disebut hamil. Upacara mengandung Tiga Bulan dan Lima Bulan dilakukan sebagai pemberitahuan kepada tetangga dan kerabat bahwa perempuan itu sudah betul-betul hamil. Namun sekarang kecenderungan orang-orang melaksanakan upacara pada saat kehamilan menginjank empat bulan, karena pada usia kehamilan empat bulan itulah saat ditiupkannya roh pada jabang bayi oleh Allah SWT. Biasanya pelaksanaan upacara Mengandung empat Bulan ini mengundang pengajian untuk membacakan do’a selamat, biasanya doa nurbuat dan doa lainnya agar bayinya mulus, sempurna, sehat, dan selamat.
Berikut ini nama-nama musim berdasarkan pada tradisi palintangan masyarakat Sunda
Musim yang berhubungan erat dengan keadaan alam.
1. Usum (musim) Ngijih, tanda waktunya sering turun hujan
2. Usum katiga, artinya musim kemarau
3. Usum Barat, yang ditandai dengan adanya angin yang besar yang berhembus dari arah barat disertai dengan hujan
- Upacara Mengandung Empat Bulan, Dulu Masyarakat Jawa Barat apabila seorang perempuan baru mengandung 2 atau 3 bulan belum disebut hamil, masih disebut mengidam. Setelah lewat 3 bulan barulah disebut hamil. Upacara mengandung Tiga Bulan dan Lima Bulan dilakukan sebagai pemberitahuan kepada tetangga dan kerabat bahwa perempuan itu sudah betul-betul hamil. Namun sekarang kecenderungan orang-orang melaksanakan upacara pada saat kehamilan menginjank empat bulan, karena pada usia kehamilan empat bulan itulah saat ditiupkannya roh pada jabang bayi oleh Allah SWT. Biasanya pelaksanaan upacara Mengandung empat Bulan ini mengundang pengajian untuk membacakan do’a selamat, biasanya doa nurbuat dan doa lainnya agar bayinya mulus, sempurna, sehat, dan selamat.
- Upacara Nenjrag Bumi ialah upacara memukulkan alu ke bumi sebanyak tujuh kali di dekat bayi, atau cara lain yaitu bayi dibaringkan di atas pelupuh (lantai dari bambo yang dibelah-belah ), kemudian indung beurang menghentakkan kakinya ke pelupuh di dekat bayi. Maksud dan tujuan dari upacara ini ialah agar bayi kelak menjadi anak yang tidak lekas terkejut atau takut jika mendengar bunyi yang tiba-tiba dan menakutkan.
2.1.2 Tradisi Masyarakat Jawa
- Bagi masyarakat Jawa, kegiatan tahunan yang bernama nyadran atau sadranan merupakan ungkapan refleksi sosial-keagamaan. Hal ini dilakukan dalam rangka menziarahi makam para leluhur. Ritus ini dipahami sebagai bentuk pelestarian warisan tradisi dan budaya para nenek moyang. Nyadran dalam tradisi Jawa biasanya dilakukan pada bulan tertentu, seperti menjelang bulan Ramadhan, yaitu Sya'ban.
Nyadran dengan ziarah kubur merupakan dua ekspresi kultural keagamaan yang memiliki kesamaan dalam ritus dan objeknya. Perbedaannya hanya terletak pada pelaksanaannya, di mana nyadran biasanya ditentukan waktunya oleh pihak yang memiliki otoritas di daerah, dan pelaksanaannya dilakukan secara kolektif.
Nyadran dengan ziarah kubur merupakan dua ekspresi kultural keagamaan yang memiliki kesamaan dalam ritus dan objeknya. Perbedaannya hanya terletak pada pelaksanaannya, di mana nyadran biasanya ditentukan waktunya oleh pihak yang memiliki otoritas di daerah, dan pelaksanaannya dilakukan secara kolektif.
- Solo Sekaten merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap tahun di Kota Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Awal dari acara puncak Sekaten adalah dengan dikeluarkannya gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari seminggu sebelum Maulid Nabi yang jatuh pada tanggal 12 Mulud Tahun Jawa.
Sejarah sekaten sendiri berawal pada tahun 1939 Saka atau 1477 M, dibangunnya Masjid Agung Demak di Kabupaten Bintoro oleh Raden Patah selaku Adipatinya pada jaman itu dengan dukungan musyawarah para wali. Salah satu hasil musyawarah tersebut adalah meningkatkan syiar Islam selama tujuh hari terus menerus menjelang peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Supaya masyarakat tertarik dengan syiar tersebut maka diiringi dengan bunyi gamelan yang diciptakan oleh Sunan Giri dengan membawa gending-gending bernafaskan syiar Islam ciptaan Sunan Kalijaga. Hingga suatu saat masyarakat banyak yang tertarik untuk masuk agama Islam.
- Tradisi Mendhak adalah salah satu ritual dalam adat istiadat kematian budaya Jawa. Upacara tradisional Mendhak dilaksanakan secara individu atau berkelompok untuk memperingati kematian seseorang. Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk upacara tradisional Mendhak adalah sebagai berikut: tumpeng, sega uduk, side dishes, kolak, ketan, dan apem. Kadang-kadang, sebelum atau sesudah upacara Mendhak dilaksanakan, sanak keluarga dapat mengunjungi makam saudaramereka.
Upacara tradisional ini dilaksanakan tiga kali dalam seribu hari setelah hari kematian: pertama disebut Mendhak Pisan, upacara untuk memperingati satu tahun kematian (365 hari); kedua disebut Mendhak Pindho sebagai upacara peringatan dua tahun kematian; ketiga disebut sebagai Mendhak Telu atau Pungkasan atau Nyewu Dina, yang dilaksanakan pada hari ke seribu setelah kematian.
Upacara tradisional ini dilaksanakan tiga kali dalam seribu hari setelah hari kematian: pertama disebut Mendhak Pisan, upacara untuk memperingati satu tahun kematian (365 hari); kedua disebut Mendhak Pindho sebagai upacara peringatan dua tahun kematian; ketiga disebut sebagai Mendhak Telu atau Pungkasan atau Nyewu Dina, yang dilaksanakan pada hari ke seribu setelah kematian.
- Miwit merupakan tradisi lokal yang diadakan oleh para petani, tradisi miwit dilaksanakan sebelum petani mulai memanen padi di sawahnya, tradisi ini diadakan secara individual, yaitu petani yang akan panen memasak berbagai macam sayur(biasanya gudangan atau pecel) untuk dibagikan kepada anak-anak yang mengikuti miwit. Upacara Miwit diadakan di sawah yang akan dipanen padinya. Sebagai tanda syukur kepada Tuhan YME, petani meletakkan sebungkus nasi lengkap dengan sayuran di sudut-sudut sawah.
2.2 Tradisi Masyarakat Aceh
- Masyarakat Aceh punya tradisi tersendiri untuk menyambut hari-hari besar Islam. Makmeugang atau Uroe Meugang adalah salah satu tradisi dalam masyarakat Aceh yang telah ada sejak berabad yang lalu yaitu berupa kegiatan membeli dan memakan daging di hari istimewa, biasanya dua hari menjelang puasa dan dua hari menjelang Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha.
- Khanduri Apam (Kenduri Serabi) adalah salah satu tradisi masyarakat Aceh berupa pada bulan ke tujuh (buleun Apam) dalam kalender Aceh. Buleun Apamadalah salah satu dari nama-nama bulan dalam “Almanak Aceh” yang setara dengan bulan Rajab dalam Kalender Hijriah. Buleun artinya bulan, dan Apam adalah sejenis makanan yang mirip serabi.
Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Aceh untuk mengadakan Khanduri Apam pada buleun Apam. Tradisi ini paling populer di kabupaten Pidie sehingga dikenal dengan sebutan Apam Pidie. Selain di Pidie, tradisi ini juga dikenal di Aceh Utara, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lain di Provinsi Aceh.
dikuburan disuguhi dengan kenduri Apam. Apam di perkuburan ini tidak diberi kuahnya. Hanya dimakan dengan kukuran kelapa yang diberi gula (dilhok ngon u)
Khanduri Apam juga diadakan di kuburan setelah terjadi gempa hebat– seperti gempa tsunami, hari Minggu, 26 Desember 2004. Tujuannya adalah sebagai upacara Tepung Tawar (peusijuek) kembali bagi famili mereka yang telah meninggal. Akibat gempa besar; boleh jadi si mayat dalam kubur telah bergeser tulang-belulangnya. Sebagai turut berduka-cita atas keadaan itu; disamping memohon rahmat bagi si mati, maka diadakanlah khanduri Apam tersebut.
Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa latar belakang pelaksanaan kenduri apam pada mulanya ditujukan kepada laki-laki yang tidak shalat Jum'at ke mesjid tiga kali berturut-turut, sebagai dendanya diperintahkan untuk membuat kue apam sebanyak 100 buah untuk diantar ke mesjid dan dikendurikan (dimakan bersama-sama) sebagai sedekah. Dengan semakin seringnya orang membawa kue apam ke mesjid akan menimbulkan rasa malu karena diketahui oleh masyarakat bahwa orang tersebut sering meninggalkan shalat jumat.
2.3 Tradisi Upacara Bugis Makasar
- Upacara tujuh bulan kehamilan, dalam bahasa Bugis Bone disebut Mappassili, artinya memandikan. Makna upacara ini adalah untuk tolak bala atau menghindari dari malapetaka/bencana, menjauhkan dari roh-roh jahat sehingga segala kesialan hilang dan lenyap. Acara itu diawali dengan iring-iringan pasangan muda tersebut, dalam pakaian adat Bugis menuju sebuah rumah-rumahan yang terbuat dari bambu dengan hiasan bunga dan pelaminan yang meriah oleh warna-warna yang mencolok.
Sebelumnya, calon ibu yang hamil tujuh bulan dari pasangan muda ini harus melewati sebuah anyaman bambu yang disebut Sapana yang terdiri dari tujuh anak tangga, memberi makna agar rezeki anak yang dilahirkan bisa naik terus seperti langkah kaki menaiki tangga. Upacara Mappassili diawali dengan membacakan doa-doa yang diakhiri oleh surat Al-Fatihah oleh seorang ustadzah. Bunyi tabuh-tabuhan dari kuningan yang dipegang oleh seorang bocah laki-laki mengiringi terus upacara ini.
- Upacara Appasunna (Khitanan Adat) di pangkep dikenal dua versi. Perbedaannya hanya waktu dan urutan kegiatan sebab satu dilaksanakan pada siang hari dan satunya dilaksanakan pada malam hari, sehingga boleh dikata tidak ada perbedaan sama sekali. Versi pertama dengan urutan kegiatan Menre Baruga, Mammata-mata, Allekke Je’ne, Appassili, Nipasintinggi Bulaeng dan Nipasalingi, Appamatta dan Khitanan (Nisunna).
Pada versi ini acara “mammata-mata” ditempatkan pada urutan kedua karena sesudah acara menre baruga sekaligus dilangsungkan acara mammata-mata. Pada acara acara menre baruga, anak yang akan di sunat bersama orang tua dan keluarganya telah duduk di lamming (pelaminan) dalam baruga, dan pada acara ini pula ditampilkan acara kesenian meski pelaksanaannya dilakukan pada siang hari. Sedangkan versi kedua acara “mammata-mata” ditempatkan pada urutan keenam dan dilaksanakan pada malam hari dengan dirangkaikan malam ramah
2.4 Tradisi Upacara Minangkabau
- Upacara kehamilan, Ketika roh ditiupkan kedalam seorang ibu pada saat janin berusia 16 minggu, maka disaat inilah bebera kalangan masyarakat mengharapkan doa dari kerabatnya. Pengertian kerabat disini terdirin dari para ipar dan besan dari masing-masing pasangan isteri.
Seperti pada umumnya setiap hajad kebaikan – maka keluarga yang akan membangun kehidupan baru menjadi pasangan keluarga sakinah ma waddah wa rahmah memohon kepada Yang Maha Kuasa agar awal kehidupan janin membawa harapan yang dicita-citakan.
Upacara Turun Mandi dan Kekah, Sering upacara ini dilakukan dengan tradisi tertentu diantara para ipar – besan dan induk bako dari pihak si Bayi. Induk Bako – si Bayi akan memberikan sesuatu kepada sang bayi sebagai wujud kasih sayangnya atas kedatangan bayi itu dalam keluarga muda.
Umumnya Induk bako dan kerabatnya akan memberikan perhiasan berupa cincin bagi bayi laki-laki atau gelang bagi bayi perempuan serta pemberian lainnya.
Apabila seorang anak laki-laki telah cukup umur dan berkat dorongan kedua orang tuanya, maka seorang anak akan menjalani khitanan yang di Ranah Minang disebut “ Sunat Rasul.
Sunah rasul mengandung pengharapan dari kedua orang tuanya agar anak laki-lakinya itu menjadi anak yang dicita-citakan serta berbakti kepada kedua orang tua.
Saat ini telah menjadi trend baru di kalangan masyarakat, yang kemudian melahirkan tradisi baru dikalangan atas masyarakat minangkabau – melalui pennyelenggaraan upacara tertentu seperti perhelatan. Anak laki-laki yang sudah dikhitankan itu didudukkan di sebuah pelaminan seperti pengantin.
Sebenarnya ini bukanlah kebiasaan yang menjadi tradisi dalam masyarakat minangkabau namun keboleh jadian bahwa tradisi merupakan hasil asimilisai dari berbagai etnis yang hidup di Indonesia. Ssuatu saat akan menjadi tradisi pula dikalangan masyarakat minangkabau.
BAB III
PENUTUP
3.1 Ksimpulan
Masyarakat sunda jawa bugis aceh atau pun yang lainnya memiliki struktur sosial dan kebudayaan masing – masing. Masyarakat sunda memiliki keperibadiam lebih kepada sopan santun dan ramah tmah sedangkan masyarakat jawa lebih kepada kedisiplinan mereka yang kuat, beda lai dengan masyarakat aceh yang masyarakatnya lebih agamis.
3.2 Saran
Beragam suku bangsa di negara ini beragam pula budayanya, mulai dari sabang sampai merauke mulai dari yang beragama sampai yang atheis semua memiliki ciri dan keperibadian khas masing – masing.
Masyarakat sunda beda budayanya dengan masyarakat minang begitu pula beda dengan masyarakat jawa, terlepas dari itu semua kita adalah saru dalam NKRI hal ini lah yang patut di kedepankan, kita bersatu ketika zaman perjuangan dahulu maka harus juga kita bersatu dalam zaman pembangunan sekarang ini
DAFTAR PUSTAKA
1. id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia
3. anaamy.wordpress.com/.../apresiasi-terhadap-tradisi-dan-upacara.
4. perdetik.blogspot.com/.../apresiasi-terhadap-tradisi-dan-upacara
Your Affiliate Profit Machine is ready -
BalasHapusPlus, getting it set up is as simple as 1, 2, 3!
Here is how it all works...
STEP 1. Input into the system which affiliate products the system will push
STEP 2. Add PUSH button traffic (this ONLY takes 2 minutes)
STEP 3. See how the system explode your list and sell your affiliate products all on it's own!
Are you ready to start making money??
Click here to start running the system
Do you realize there's a 12 word sentence you can communicate to your man... that will induce deep feelings of love and instinctual attraction for you deep inside his heart?
BalasHapusBecause deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, please and care for you with his entire heart...
12 Words That Trigger A Man's Desire Instinct
This instinct is so hardwired into a man's genetics that it will drive him to try better than before to take care of you.
As a matter of fact, triggering this all-powerful instinct is absolutely mandatory to having the best ever relationship with your man that the second you send your man one of these "Secret Signals"...
...You'll instantly notice him expose his soul and mind for you in a way he's never expressed before and he will perceive you as the one and only woman in the world who has ever truly attracted him.